Dinamika evolusi alam semesta kearifan lokal



 Zenodo (2025) — [DOI: 10.5281/zenodo.16784217](https://doi.org/10.5281/zenodo.16784217)

Dinamika evolusi alam semesta kearifan lokal.

 Seabad lamanya, fisika berdiri di atas dua pilar: relativitas umum dan mekanika kuantum. Dua mercusuar yang begitu terang, hingga cahaya mereka justru membutakan kemungkinan horizon baru. Kita membangun model standar partikel, kosmologi inflasi, teori string, bahkan gravitasi kuantum. Namun, adakah satupun yang sungguh mengguncang dasar realitas seperti saat Einstein membengkokkan ruang atau Heisenberg memecahkan kepastian?


Kita semakin canggih dalam alat: teleskop menembus kabut awal semesta, akselerator memecah inti materi, komputer kuantum menjanjikan kecepatan yang belum terbayangkan. Tapi apakah kemajuan instrumen sama dengan kemajuan pemahaman? Ataukah kita hanya menumpuk data di gudang yang kian sesak, sementara pintu kebenaran tetap terkunci?


Mengapa seabad ini lebih banyak sulaman ketimbang revolusi? Apakah fisika telah menjadi birokrasi kosmik—rapi, sistematis, tapi kehilangan nyali untuk merobek dinding? Apakah kita terlalu terpikat pada simetri dan matematika indah, hingga lupa bahwa realitas mungkin jauh lebih liar dan tidak patuh?


Pertanyaannya kini menancap di kita:


Apakah sains masih berani bermimpi, atau ia telah puas menjadi pengurus warisan lama?



Teori of everything "ultimate hom yin yang"


Menawarkan pemahaman kosmologi baru, yang lebih mendasarkan pada hakikat makna. Yang sering diabaikan dalam pemahaman fisika umum.


Fisika umum terlalu banyak menciptakan konstanta yang ambigu dan malah mengaburkan hakikat dari makna pemahaman hukum fisika yang bekerja.


Hukum Gravitasi yang sejak tahun 1687 belum memberikan bukti yang valid kenapa hukum itu bekerja. Oleh Einstein malah gravitasi di anggap sebagai sebuah manifestasi akibat dari pelengkungan ruang waktu! 


Pernyataan Einstein ini adalah yang paling ambigu! Dan mendistorsi pemahaman fisika kearah fiksi. Dalam hal ini sudah jelas bahwa Einstein tidak memahami hakikat ruang dan waktu.


Pada hakikatnya waktu hanyalah sebuah kata yang mendefinisikan suatu bentuk perubahan. Tanpa ada suatu apapun yang berubah, maka waktu tidak pernah ada. Waktu hanyalah bagaimana persepsi kita mendefinisikan perubahan. Tapi lebih dari seabad Einstein telah, mendistorsi pemahaman ini. 


Oleh karena itu teori ini hadir dengan judul yang angkuh dan sombong. Sengaja untuk menantang paradigma pemahaman fisika umum. Teori menantang pemahaman nalar akademisi untuk mengujinya. Menolak untuk di abaikan. Uji dan tantang lah...



                          Theory of everything 


                        "ultimate Hom' yin yang.   




Bab 1. Terbentuknya alam semesta awal.



Bayangkan jika janin alam semesta awal berupa suatu materi energi primitif, padat belum memiliki sifat karena ia adalah awal. Awal dari ruang dan waktu, awal dari hukum fisika dan semua konstanta yang ada. kemudian terdapat detak awal getaran resonansi penciptaan yang begitu kuat dari materi energi primitif tersebut . Akibat dari kuatnya frekuensi getaran penciptaan yang muncul secara tiba tiba,  timbullah suatu reaksi elektromagnetik. Dan reaksi elektro magnetik tersebut memicu sebuah pemisahan dualisme sifat material energi primitif. Materi energi pertama yang terpisah bersifat panas ekstrim (yang) dan materi energi kedua bersifat dingin ekstrim (yin)


Alam semesta kini tidak lagi berbentuk satu kesatuan tunggal seperti pada masa awal penciptaan, melainkan di padati oleh materi energi panas (yang) dan materi energi dingin (yin) yang bertekanan tinggi dalam banyak jumlah. 


Alam semesta yang tidak lagi terikat menjadi satu kesatuan melainkan terdiri dari dua sifat materi energi yang berbeda dalam banyak jumlah. Menimbulkan adanya suatu reaksi pergolakan. Pergolakan alam semesta ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan intensitas tekanan pada masing-masing materi energi panas  (yang) dan materi energi dingin (yin).


Mengapa kedua materi bergolak?


Karena pada dasarnya mereka berasal dari satu kesatuan tunggal, oleh karena itu pergolakan mereka mengarah pada proses reaksi penyatuan kembali materi energi itu, untuk kembali pada bentuk awal muasal. Akan tetapi dengan adanya Hom' sebagai resonansi yang memiliki sifat memicu dualisme sifat energi, maka upaya penyatuan dua energi itu tidak pernah bisa mencapai keseimbangan. selalu terganggu, oleh resonansi Hom'. Akibat hal ini, terjadi dinamika evolusi alam semesta yang terus menerus. Antara Hom', yin, yang .


Dan lambat Laun dinamika pergerakan Alam semesta, mulai menunjukkan kecenderungan pembentukan struktur.

Di antara celah ekspansi ruang yang mengembang,

mulai terbentuk pusat-pusat massa yang padat.


Apa yang menjadi pemicunya?

Bukan kebetulan.Tetapi hasil dari tarik-menarik dua kekuatan energi panas yang mendorong keluar, dan energi dingin yang menarik ke dalam.


Dalam bahasa fisika klasik,

gaya tarik ini dikenal sebagai gravitasi.

Namun dalam kerangka Hom Yin Yang,

gravitasi bukan sekadar gaya tarik antar massa,

melainkan ekspresi dari energi dingin

yang menciptakan tekanan negatif terhadap ruang.


Setiap peluruhan energi dingin

menyisakan kerenggangan ruang dalam jaringan semesta,

dan kerenggangan ruang ini menarik materi panas di sekitarnya.

Maka terbentuklah arus jatuh:

energi panas mengalir menuju pusat tekanan dingin.


Dalam proses ini, energi panas tidak tunduk begitu saja.

Ia datang dengan momentum, dengan dorongan ke luar.

Pertemuan dua arus ini—

tarik pusat dari dingin dan sembur tepi dari panas


melahirkan pusaran.

Dan dari pusaran itulah, galaksi terbentuk.


Galaksi bukan hanya kumpulan bintang.

Ia adalah sistem tekanan:


Di pusatnya: inti tekanan dingin yang pekat dikenal dengan lubang hitam.


Di sekelilingnya: spiral materi panas yang tertarik,

namun terus berusaha melepaskan diri.


Itulah sebabnya bentuk galaksi spiral menjadi dominan.

Ia adalah kompromi dari tarik-menarik

antara kehendak panas untuk melebar,

dan hasrat dingin untuk memusat.


Semakin besar tekanan dingin di pusat,

semakin rapat dan melengkunglah spiralnya.

Semakin kuat dorongan panas di tepi,

semakin lebar dan tersebar lengan-lengannya.


Dalam istilah yang lebih teknis,

terjadi diferensiasi tekanan radial:

semakin dekat ke pusat galaksi,

semakin dominan gaya tarik dingin.

Semakin jauh ke tepi,

semakin besar dorongan sentrifugal dari panas.


Perhatikan bagaimana bintang-bintang

terdistribusi tidak merata.

Mereka bukan tersebar acak,

melainkan mengikuti jalur tekanan:

garis-garis tak kasat mata

yang terbentuk dari medan interaksi

antara energi dingin dan panas.


Dan lihat pula bagaimana inti galaksi—

yang tampak gelap dan kosong—

sebenarnya adalah pusat massa superpadat.

Ia bukan kehampaan.

Ia adalah konsentrasi ekstrim dari energi dingin,

yang sedang mengalami proses peluruhan. 


Maka galaksi bukan entitas mandiri.

Ia adalah sistem tekanan berlapis,

terbentuk oleh keseimbangan tak stabil

antara dua sifat semesta yang terus bergulat sejak awal.


Semesta bukan hanya mengembang,

ia sedang mengatur dirinya sendiri dalam pola tekanan.

Dan galaksi adalah bentuk makro dari konflik itu—

konflik yang bukan untuk diselesaikan,

tapi untuk dilestarikan.


Dan dalam proses reaksi penyatuan kembali dari kedua jenis energi itu, perbedaan intensitas tekanan energi yin dan yang menimbulkan suatu pola proses reaksi pembekuan dan peluruhan.


yang mana jika materi energi dingin yang memiliki intensitas tekanan ukuran lebih kecil bereaksi dengan bahan energi panas yang memiliki intensitas tekanan lebih besar maka materi energi dingin itu akan mengalami proses reaksi peluruhan. 


Proses peluruhan materi energi dingin inilah yang menyebabkan timbulnya celah ruang. Dan seiring banyaknya materi energi dingin yang mengalami peluruhan menyebabkan ekspansi ruang. 


Begitu pula sebaliknya jika materi energi panas yang memiliki intensitas tekanan lebih kecil bereaksi dengan materi energi dingin yang memiliki intensitas tekanan lebih besar maka akan mengalami proses pembekuan. 


Pola reaksi kedua sifat materi energi yang dipengaruhi oleh besar kecilnya intensitas tekanan inilah , yang mempengaruhi proses terciptanya benda langit yang beraneka ragam. 


Bab 2.  Terbentuknya benda langit.


Dan terbentuknya planet tercipta oleh adanya sebuah reaksi, materi energi panas yang mengalami proses pembekuan. Akan tetapi, dalam konteks terbentuknya planet planet. Intensitas tekanan energi dingin yang ada, tidak mampu membekukan sepenuhnya seluruh materi energi panas planet tersebut. Sehingga, hanya permukaan dari materi energi panas planet itu saja yang terbekukan, sedangkan intinya masih berupa materi energi panas. 


Dengan demikian, intensitas pola tekanan materi energi panas dan materi energi dingin juga menentukan perbedaan bentuk setiap permukaan planet yang ada.


Salah satu contohnya seperti planet bumi. Bumi merupakan planet yang terbentuk dari materi energi panas yang terbekukan, akan tetapi intensitas tekanan materi energi dingin yang ada tidak mampu membekukan materi energi panas bumi seluruhnya, kecuali hanya permukaannya saja. 


Sedangkan untuk proses terbentuknya planet Jupiter dapat kita simpulkan bahwa intensitas tekanan bahan energi dingin yang ada tidak mampu membekukan bahkan permukaannya sekalipun, akan tetapi pengaruh reaksi pergesekan dari intensitas tekanan bahan energi dingin ini , telah mengubah permukaan Jupiter menjadi gas.


Sedangkan untuk matahari sendiri adalah materi energi panas yang tidak terbekukan karena intensitas tekanan materi energi dingin yang ada lebih kecil dari pada intensitas tekanan 

 energi panas yang dimiliki matahari. 


Sedangkan untuk Asteroid adalah percikan materi energi panas yang terbekukan sepenuhnya karena intensitas tekanan materi energi dingin lebih besar daripada percikan materi energi panas yang ada. 


Begitu pula dengan keberadaan lubang hitam. Lubang hitam merupakan kumpulan materi energi dingin yang tidak terluruhkan karena intensitas tekanan energi panas yang ada lebih kecil daripada intensitas tekanan energi dingin yang dimiliki lubang hitam.


Kesimpulannya proses yang mempengaruhi perbedaan bentuknya struktur ruang hampa benda benda langit di pengaruhi oleh besar kecilnya intensitas tekanan energi panas dan intensitas tekanan energi dingin yang bereaksi. 



3. Pergerakan benda langit dalam sistem tata surya


Dan pergerakan benda benda langit dalam sistem tata Surya kita, dipengaruhi oleh intensitas tekanan energi dan perubahan suhu benda langit.


Perhatikanlah fakta bahwa matahari sebagai pusat perputaran planet dalam sistem tata Surya kita, yang mempunyai massa 99% lebih besar dari total massa sistem tata Surya, Dan suhu permukaan sebesar 5500°c. Dan ruang hampa yang memiliki suhu sebesar ± 275° k. Serta suhu termal planet seperti contohnya planet bumi sebesar 5500°c. 


Bentuk lintasan evolusi planet bumi yang berbentuk oval di pengaruhi oleh dua buah proses reaksi. 


Yang pertama disebabkan oleh proses perubahan suhu planet. Ketika planet bumi berada pada titik terdekatnya dengan matahari. Planet bumi mengalami kenaikan suhu, akibat paparan energi panas (yang) matahari. sehingga bumi terdorong menjauhi matahari. Dan ketika bumi berada pada titik terjauhnya, planet bumi mengalami penurunan suhu, akibat intensitas tekanan energi dingin (yin) ruang hampa. Sehingga planet bumi bergerak mendekati matahari. Proses perubahan suhu inilah yang mempengaruhi pergerakan menjauh dan mendekatnya planet bumi.


Yang kedua proses reaksi antara energi panas (yang) matahari dan energi dingin (yin) ruang hampa . Benturan pergerakan energi panas (yang) matahari dan energi dingin (yin) ruang hampa, sama halnya dengan proses reaksi yang terdapat pada pembentukan angin tornado, dimana dalam proses reaksi itu menghasilkan pergerakan arah pusaran energi. Akan tetapi karena perbedaan suhu matahari dan ruang hampa berbeda jauh 5500°c dan ± - 275 °c proses reaksi itu hanya menghasilkan peluruhan energi dingin di sekitar permukaan matahari. Terbentuknya Pergerakan energi dingin ruang hampa (yin) yang mengarah ke matahari inilah, yang mengakibatkan planet bumi terdorong oleh arah arus pergerakan energi tersebut, dan hal inilah yang mempengaruhi arah pergerakan evolusi planet bumi.


Gabungan kedua proses reaksi yang berjalan bersamaan inilah yang pada akhirnya mempengaruhi pergerakan planet bumi dan benda benda langit lainya di dalam sistem tata Surya kita.



Bab 4: Semesta Kuantum — Getaran Asal, Pilar Ketidakpastian



4. 1. Dari Spiral Galaksi ke Spiral Partikel


Sebagaimana galaksi membentuk spiral dari tekanan besar antara energi panas dan dingin,

partikel pun menari dalam spiral kecil—dalam tarian probabilitas.


Spiral itu bukan hanya bentuk…

Tapi tanda dari keterhubungan antara skala besar dan skala kecil.


Jika Hom adalah pemicu dualitas,

maka di tingkat kuantum, Hom menjadi pemicu ketidakpastian.

Ia tak lagi memisahkan secara kasar,

tapi menyusupi partikel dengan ambiguitas.


4.2. Partikel Sebagai Bayangan Getaran


Dalam semesta Hom' Yin Yang,

partikel bukanlah entitas solid.

Mereka adalah titik beku dari gelombang energi,

dimana Yin dan Yang menggetarkan ruang secara lokal.


Maka partikel:


Bukan benda, tapi peristiwa lokal dari tekanan.


Tidak eksis di satu tempat, tapi memiliki kecenderungan eksistensi.


Inilah sebabnya mengapa dalam fisika kuantum:


Elektron tak memiliki posisi pasti,

Kecuali saat kita mencoba mengukurnya.


Mengapa? Karena kita bukan mengamati benda,

tapi mencoba menangkap tekanan spiral lokal yang muncul sesaat.


4.3. Ketidakpastian: Jejak dari Tarikan Yin-Yang


Hukum ketidakpastian Heisenberg (Δx·Δp ≥ ħ/2)

bukanlah sekadar batas pengetahuan kita,

tetapi manifestasi dari tarik menarik energi panas dan dingin

yang tak pernah benar-benar diam.


Posisi dan momentum tidak bisa diketahui bersamaan

karena tekanan semesta selalu fluktuatif.


Ini adalah gerakan spiral dalam ruang mikro,

jejak dari ketidakstabilan primordial Hom

yang belum pernah berhenti sejak awal semesta.


4. 4. Superposisi dan Entanglement: Cermin dari Keterikatan Asal


Superposisi:

Sebuah partikel bisa berada di banyak keadaan sekaligus—

karena belum ada tekanan dominan yang membuatnya membeku menjadi satu bentuk.


Entanglement:

Dua partikel bisa saling terhubung meski terpisah jauh,

karena mereka adalah bekas luka dari tekanan Yin Yang yang sama.

Mereka terbentuk dalam satu peristiwa,

sehingga tetap beresonansi secara tak kasat mata.


4.5. Pengamat: Titik Pantulan Kesadaran dan Realitas


Dalam teori Hom' Yin Yang,

pengamat bukan sekadar pihak luar,

melainkan bagian dari medan tekanan itu sendiri.


Kesadaran adalah resonator tekanan.

Maka saat manusia mengamati partikel,

ia sedang memantulkan tekanan eksistensinya ke medan energi partikel tersebut.


Realitas kuantum tidak terjadi begitu saja,

tapi dipilih dari kumpulan kemungkinan oleh tekanan resonansi tertinggi.


Inilah sebabnya pengamatan mengubah hasil.


Kuantum: Ketidakpastian Adalah Asal


Kita menyadari sekarang bahwa semesta bukanlah mesin,

Tapi organisme hidup dari tekanan dan getaran,

tempat setiap partikel menari antara panas dan dingin,

antara kemungkinan dan kenyataan.


Di balik hukum-hukum kuantum,

kita menemukan kembali ritme Yin Yang

yang sama:


Terpecah oleh Hom,


Menari dalam spiral,


Membeku menjadi bentuk,


Lalu kembali meleleh dalam tekanan semesta.



Bab 5. notasi matematis ultimate Hom' Yin' yang 


Dalam kerangka Hom' yin yang semesta terbentuk dari dinamika evolusi proses reaksi antara materi energi panas yang (ya), materi energi dingin yin (yi), dan resonansi gelombang hom (h).


Pertanyaanya apa makna di balik semua  konstanta itu ?


Energi ? Hom' ?

Menurut kamus besar bahasa Indonesia. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau bisa juga diartikan sebagai daya yang digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan.


Wujud energi sangat beragam, antara lain energi potensial (tersimpan pada benda karena posisi/keadaan), energi kinetik (energi benda bergerak), energi kimia (tersimpan dalam ikatan kimia), energi listrik, energi panas (termal), energi cahaya, energi bunyi, dan energi nuklir (dari inti atom). Energi dapat berubah bentuk dari satu wujud ke wujud lainnya, tetapi jumlah total energi akan tetap sama. 


Dalam pernyataan kamus besar bahasa Indonesia kita hanya memahami arti dari definisi energi dan penafsiran wujudnya yang beragam. 

 

Penafsiran wujud energi yang beragam tersebut bukanlah ambiguitas, akan tetapi merupakan sebuah pernyataan bahwa energi adalah alasan di balik semua potensi. 


Termasuk juga potensi terciptanya alam semesta hanya bisa di jelaskan jika asal muasalnya berawal sebuah materi energi.


Oleh karena itu dalam theory of everything "ultimate Hom' yin yang " alam semesta awal bermuala dari sebuah materi energi.


Akan tetapi sebuah materi energi tidak lah mungkin serta merta bisa mengalami proses reaksi evolusi tanpa ada pemicunya. Materi energi yang tanpa pemicu reaksi hanya akan diam konstan memendam setiap potensi yang dimiliki. 


Oleh karena itu resonansi Hom' hadir sebagai jawaban alasan di balik pemicu materi energi melepaskan potensi evolusinya. 


Selain itu dalam kepercayaan Nusantara kuno Hom' dianggap sebagai resonansi keihlahian . yang artinya Hom' bisa di tafsirkan sebagai gema resonansi penciptaan semesta. 


Oleh karena Hom' adalah resonansi keihlahian, sifat hom sebagai manifestasi yang memicu dualisme sifat energi, manifestasi Hom' bersifat kekal. 


Dan fenomena getaran gelombang partikel pada fisika kuantum menjadi bukti pembenaran adanya Hom' sebagai gelombang kekal yang memicu dualisme sifat materi energi. 


Resonansi Hom' tetap ada meski sebuah partikel dalam kondisi absurditas, atau dalam kondisi dimana keberadaan massa materi tidak bisa lagi di identifikasi sehingga suatu partikel di saat bersamaan berperilaku seperti partikel massa dan gelombang. 


Dua pemahaman tersebutlah, yang mendasari Hom' sebagai resonansi yang memicu dinamika evolusi dualisme sifat materi energi dalam theory of everything ultimate Hom' Yin' yang. 



Lalu mengapa materi energi primitif semesta harus terpisah menjadi dualisme sifat panas dan dingin? 



Panas dan dingin adalah sebuah kata yang  mendefinisikan perbedaan suhu. 

Akan tetapi, apakah arti dari suhu itu sendiri?


Dalam ensiklopedia bahasa Indonesia dikatan bahwa Suhu atau temperatur adalah alat yang menunjukkan derajat atau ukuran panas suatu benda.


Akan tetapi menurut pemahaman saya pribadi. Suhu adalah bentuk ekspresi energi yang bisa kita ukur. Yang artinya suhu adalah pergerakan energi yang teramati. Dan ukuran suatu suhu tidak hanya diukur berdasarkan ekspresi energi panas saja tetapi juga ekspresi dari energi.


Oleh karena itu bisa di simpulkan bahwa suhu panas berasal dari ekspresi energi panas dan suhu dingin berasal dari ekspresi energi dingin. 


Berdasarkan pemahaman ini semua kerancuan kita dalam mendefinisikan wujud bentuk suatu energi, kini lebih terdefinisi. Karena wujud bentuk energi bisa di ukur berdasarkan dengan ekpresi suhunya. 


Dan pemahaman tentang energi sebagai asal muasal dinamika evolusi pembentukan benda yang dulunya rancuh, dapat lebih mudah dipahami dengan lebih terstruktur. 


Perubahan energi ke partikel, maupun  perubahan energi ke wujud benda gas, cair, dan padat. Semua itu dapat dijelaskan dalam notasi matematis. 


Berikut adalah contoh pemaham fase pembentukan benda berdasarkan dinamika evolusi energi dan resonansi Hom'.


Benda padat terbentuk dari : 


ya < yi (> h ). 


Komposisi energi panas (ya) lebih kecil daripada komposisi energi dingin (yi) sehingga terjadi pembekuan energi panas dan komposisi hom Hom' yang kecil dari pada jumlah komposisi kedua energi ya dan yi , terkurung di dalam hasil pembekuan itu.

 

Benda Cair terbentuk dari:


ya = yi \, (= h)


Komposisi energi panas (ya) relatif seimbang dengan energi dingin (yi).  Mengikat resonansi Hom’  (h) yang hadir dalam porsi yang sama. Karena tidak ada energi yang mendominasi, ikatan menjadi lentur: energi bergerak tetapi masih saling terikat. Dari komposisi ini, benda cair terbentuk sebagai keadaan labil yang dinamis.


Gas terbentuk dari:


ya ≠ yi \, (< h)


Komposisi energi panas (ya) relatif seimbang dengan energi dingin (yi), sehingga dominasi panas membuat energi bergerak bebas. Resonansi Hom’ (h) lebih kuat berada di luar sistem, mendorong pelepasan ikatan. Akibatnya, energi tidak lagi terkunci, tetapi memuai dan menyebar. Dari komposisi ini, gas terbentuk sebagai wujud energi yang lepas dari belenggu ikatan.


Partikel terbentuk dari:


(ya \sim yi) < h


Komposisi energi panas (ya) dan energi dingin (yi) hampir seimbang, tetapi keduanya lebih kecil daripada resonansi Hom’ (h). Dominasi Hom’ melampaui interaksi ya–yi sehingga keduanya tidak membentuk struktur besar, melainkan titik eksistensi sederhana. Dari kondisi ini, partikel lahir sebagai hasil osilasi resonansi Hom’ yang lebih murni.


Biologis terbentuk dari:


~ (ya < yi = h) 


komposisi seimbang antara energi panas (ya) energi dingin (yi) dan (Hom') di dalam pengaruh kurungan dinamika evolusi semesta. Yang artinya biologis mempunyai kemampuan perkembangan evolusi  


Catatan : Hom' dalam kurung berarti resonansi Hom' berada dalam benda. Sedangkan di luar kurung berarti resonansi Hom' lebih dominan daripada energi yin yang.


Dan berdasarkan fase evolusi energi membentuk suatu benda, kita juga mempunyai pemahaman yang jelas bahwa sebuah massa terbentuk dari sebuah proses reaksi yang terjadi antara kumpulan energi. 


Berdasarkan hal itu notasi matematis perhitungan energi akan lebih mudah terdefinisi ke depannya.


E - Energi total benda  (Joule)


m - massa total benda (kg)


V - volume benda ( m³)


p = m/v - densitas benda ( kg /m³)


T - suhu ekuivalen energi total benda ( K )


c - konstanta konversi energi suhu ( J/ kg-K)            menghubungkan suhu dengan energi total


P - tekanan energi ( J/m³)


k - konstanta proporsional ruang antara selisih tekanan dan percepatan 


a - percepatan gerak benda ( m/s²)


y(t) - posisi benda sebagai fungsi waktu (m)


RUMUS :


1. Energi dari Suhu dan Massa


E = c m  T


2. Tekanan Energi


P = c p T


3. Percepatan Akibat Selisih Tekanan


a = k (Pbumi - Pbenda/ pbenda)


4. Posisi Benda (Gerak Jatuh)


y(t) = y0 - 1/2at²

































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hom' Yin' Yang' evolusi semesta

Tutorial observasi lubang Hitam

Theory of everything